Rabu, 30 Desember 2015

07.10

Ribuan tahun lalu, Sakyamuni (Buddha Siddarta Guatama) pernah mengemukakan tentang teori "Dunia Tiga Ribu". Dia menjelaskan bahwa di dalam sebutir pasir terdapat tiga ribu dunia lain, yang hampir mirip dengan dunia di mana kita tinggal.

Oleh sebab itu, seperti apakah suatu dunia dalam sebutir pasir? Sebenarnya, yang kita maksud di sini adalah suatu dunia dalam suatu dunia mikrokosmik. Tidak hanya sebutir pasir mengandung banyak dunia. Saya telah melihat dunia seperti ini.

Saya mengambil sepotong kecil kayu dan melihatnya dari dekat. Sekejap itu, suatu pandangan tampak di hadapan saya. Saya melihat ada lapangan udara di dalamnya. Dalam lapangan udara tersebut, ada landasan terbang dan pesawat terbang. Di atas langitnya, ada beberapa pesawat sedang turun mendarat. Ada sebuah helikopter, mirip dengan helikopter di dunia kita, naik terus di atas airport tersebut. Itu kelihatannya seperti saya baru saja take off. Yang sangat aneh adalah ada seekor kura-kura besar, besarnya seperti helikopter yang terbang di belakangnya. Bentuk dari kura-kura tersebut mirip dengan salah satu yang kita kenal di dunia kita, bedanya adalah ekornya lebih besar. Kura-kura tersebut juga bisa terbang di langit.

Fenomena tersebut, kelihatannya aneh. Namun Master Li Hongzhi berkata dalam buku Zhuan Falun bahwa ada sebuah kota setiap pori-pori keringat kita, dengan kereta api dan mobil-mobil berjalan di dalamnya. Ini adalah penjelasan dunia mikrokosmik. Dalam buku Zhuan Falun, Li Hongzhi telah menguraikan lebih lanjut:

"Sakyamuni bahkan telah menyampaikan teori Dunia Tiga Ribu. Dia mengatakan bahwa dalam alam semesta kita ini, di dalam galaksi kita ini, ada 3.000 planet dengan penghuni yang memiliki tubuh berdaging seperti umat manusia kita ini. Dia masih mengatakan dalam sebutir pasir juga masih ada Dunia Tiga Ribu semacam ini. Sebutir pasir adalah seperti sebuah alam semesta, di dalamnya juga ada manusia yang punya kecerdasan semacam kita ini, ada planet semacam ini, juga ada gunung dan sungai."

Terdengar sangat misterius! Bila demikian halnya, kalian coba pikirkan, di dalamnya bukankah juga masih ada pasir? Di dalam pasir itu bukankah juga masih ada Dunia Tiga Ribu? Lalu pada Dunia Tiga Ribu itu bukankah masih ada pasir, di dalam pasir itu bukankah masih ada Dunia Tiga Ribu. Jadi pada tingkat takhtagata ini, Sakyamuni belum melihat sampai akhir. Umat manusia hanya dapat melihat kebenaran dari alam semesta dengan mengabaikan penggunaan mata manusia, yang terbuat dari molekul. Semakin tinggi tingkat yang ia capai, semakin mikrokosmik materi yang dia dapat lihat dalam lingkup mikrokosmik, lingkup makrokosmik yang dapat dilihat semakin besar. Sakyamuni tidak dapat melihat partikel yang paling miskrokosmik dari alam semesta maupun yang paling makrokosmik dari alam semesta. Oleh sebab itu dalam usia lanjutnya ia berkata, "Besarnya sedemikian rupa hingga tidak terhingga," dia tidak tahu seberapa besar alam semesta tersebut, "Kecilnya sedemikian rupa hingga tidak berakhir." Ia begitu kecil sehingga ia tidak dapat melihat dasarnya."

Dalam ruangan kita, material dibentuk dari molekul-molekul. Di bawah tingkat molekul adalah atom, nuklir, proton, netron, elektron, quark dan partikel yang paling kecil yang diketahui oleh manusia adalah neutrino, yang mana masih sebenarnya masih jauh dari partikel yang paling kecil yang ada. 



Apakah pandangan dari elektron berotasi mengelilingi inti atom, mirip dengan bumi berotasi mengelilingi matahari? Sebenarnya, mereka dikendalikan oleh mekanisme yang sama. Apakah ada makhluk hidup di atas elektron? Jika mata ketiga seseorang mencapai level tertentu, orang tersebut akan dapat melihat dimensi itu. Saat ini manusia menjelaskan pergerakan dari elektron adalah awan elektron. Ini disebabkan karena mereka tidak mempunyai alat apa pun untuk memonitor orbit elektron. Alat-alat kita terbuat dari molekul oleh sebab itu ia tidak dapat melihat makhluk hidup di atas elektron. Mata ketiga seorang kultrivator terbuat dari partikel mikroskopik energi tinggi, oleh sebab itu mereka dapat mengamati pemandangan ini.

Sumber: http://erabaru.net

0 komentar:

Posting Komentar